FOTO-FOTO

FOTO-FOTO
MY FAMILY

Rabu, 02 Februari 2011

REVIEW ARTIKEL: PAK BAHARI: SEORANG PETANI PENGUSAHA PADI DI MALAYSIA

PAK BAHARI: SEORANG PETANI PENGUSAHA PADI DI MALAYSIA
Hasil Penelitian: Dr. Musa Abu Hassan dari University Putra Malaysia
Sumber : Beras Di Asia (Kisah Kehidupan Tujuh Petani)
Penerbit : Universitas Sumatera Utara Press, Tahun 2002

A. Pendahuluan
Penelitian yang dilakukan Dr. Musa Abu Hassan bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan petani di Malaysia dengan mengambil satu orang subyek penelitian yaitu Pak Bahari merupakan suatu pilihan tepat. Hal ini didukung oleh metodologi yang digunakan. Dalam hal penentuan subyek penelitian, peneliti memilih petani yang menanam padi sepanjang tahun dengan sistem irigasi dibandingkan petani tadah hujan. Pilihan ini dilakukan disebabkan karena di daerah pertanian dengan sistem irigasi dapat menjamin adanya petani yang secara langsung terlibat dalam budidaya padi. Terdapat tujuh wilayah daerah irigasi dan drainase yang cukup memadai di Malaysia. Peneliti hanya memilih salah dari ketujuh daerah tersebut yaitu Proyek Irigasi Barat Laut Selangor (PBLS) sebagai lokasi penelitian disebabkan karena petani di ketujuh wilayah itu realtif homogen sehingga dimanapun di pilih sebagai lokasi penelitian tidak merupakan suatu masalah secara metodologis. Pilihan terhadap PBLS sebagai lokasi juga karena pertimbangan dekatnya lokasi penelitian dengan Universitas tempat dimana peneliti bekerja. Sehingga dengan demikian setiap saat, peneliti dapat berkunjung ke lokasi penelitian dan menemui subyek penelitiaannya.
Setelah penelitian ditentutkan, maka penelitian menghubungi informan kuncinya yaitu pegawai otoritas PBLS. Setelah itu, dilakukan identifikasi lahan wilayah yang spesifik dan petani yang potensial untuk dijadikan lokasi dan subyek penelitian. Akhirnya dipilih Kampung Sungai Sireh sebagai lokasi penelitian dan pak Bahari sebagai subyek penelitian. Semula tim penelitia diperhadapkan pada dua pilihan petani yaitu pak Bahari, dan satu lagi petani berumur 70 yang kebanyakan hasil pertaniannya lebih tanaman sayur. Pilihan terhadap Pak Bahari disebabkan karena ia seorang petani padi yang progress sehingga tepat untuk menggambarkan kondisi petani dan pertanian di Malaysia secara keseluruhan. Kemudian metode life history digunakan untuk menggambaran kesuksesan aktor itu dalam perjuagannya.
B. Riwayat Pak Bahari
Pak Bahari atau nama lengkapnya Saiful Bahari Bin Abdul Azis, adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara. Kedua kakaknya sudah kawin dan hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan adik laki-lakinya yang nomor empat bekerja sebagai sopir, adik kelimanya seorang perempuan kawin pegawai bank. Adik laki-laki nomor baru saja menyelesaikan sekolah lanjutan pertama, dan yang bungsu adalah laki-laki baru saja masuk di Sekolah lanjtan pertama. Pendidikan pak Bahari sendiri hanya sampai tamat sekolah lanjutan dan tidak ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan alasan ingin membantu orang tuanya. Atas dasar itu, pak Bahari bekerja pada perusahaan telekomunikasi dan dibayar 14 ringgit per hari ditambah akomodasi dan konsumsi. Berdasarkan pekerjaan tersebut, pak Bahari meninggalkan desanya dan bekerja memasang kabel pada berbagai wilayah. Namun karena tidak tahan menderita di kampung orang, akhirnya pak Bahari kembali ke Kampungnya dan memilih untuk menjadi petani. Banyak pengalaman yang di dapat pak Bahari selama bekerja di perusahaan telekomonikasi tersebut dan ia juga sering membantu orang tunya dari gaji yang dia terima.
Pak Bahari kawin dengan seorang gadis yang bernama Fauziah Binti Ismail dan sekarang dikaruniadua orang anak yaitu Ridzuan Shah (7 tahun) dan seorang putri bernama Anis Atira. Bersama pak Bahari, istri dan anak-anakanya juga tinggal ibu dan dua orang adik laki-lakinya. Pak tinggal dirumah warisan ayahnya yang dia pugar pada tahun 1999 dengan biaya 7.000 ringgit.
C. Pilihan Untuk Jadi Petani
Pilihan pak Bahari untuk menjadi seorang petani didasarkan atas pengalaman dia bekerja selama 3 tahun di perusahaan telekomunikasi yang memebawanya ke Pahang yang berjarak 395 km dan juga ke Kota Tinggi, Johor yang berjarak 480 km dari desanya. Pak Bahari dan teman-teman kerjanya kesulitan mendapatkan makanan ketika ia bekerja di tempat terpencil. Pengalaman tersebut membuat pak Bahari menjatuhkan pilihan untuk kembali ke desanya dan memilih menjadi seorang petani. Pak Bahari yakin bahwa di desanya banyak tersedia makanan disamping itu pula ia bisa lebih dekat dengan keluarga.
D. Gambaran Perubahan Struktur sosial dan Fungsi
Dalam menggambarkan perubahan struktur sosial pertanian dan petani, maka dalam hal ini penulis berangkat dari adanya proyek Proyek Irigasi Barat Laut Selangor (PBLS) di desa Pak Bahari. Proyek Irigasi Barat Laut Selangor (PBLS) diresmikan pada tanggal 6 juni 1978. Menurut pak Bahari, sejak umur 11 tahun (1970-an) ia sudah sering membantu ibunya disawah. Ia menyiapkan lahan dengan menggunakan cangkul secara manual dan memakan waktu sekitar satu minggu. Setelah traktor tangan masuk hanya dibutuhkan satu hari dengan biaya 40 ringgit. Luas areal persawahan yang dimiliki oleh pak Bahari adalah 1,21 ha, ia juga memiliki kegiatan lain yang bisa menghasilkan pendapatan tambahan dengan menjadi seorang petani pengusaha padi. Pak Bahari biasa memperoleh hasil panen sebesar 20 – 25 karung padi dari sawah miliknya. Sejak adanya proyek irigasi PBLS didesanya produksi padi pak Bahari meningkat menjadi 6 ton. Total penghasilan bersih Pak Bahari dari hasil pertanian termasuk upah kerja kerja dari petani lainnya dan upah angkut kepala sawit sebesar 12.000 ringgit per tahun, dimana hasil penen padi menyumbang sekitar 7.000 ringgit. Sebagian penghasilan pak Bahari dikeluarkan untuk biaya perawatan kendaraan, pajak jalan raya, asuransi dan minyak. Terkait dengan pendapatan dari hasil padi, ia harus mengeluarkan sekitar 1.500 ringgit untuk biaya persiapan lahan, pembelian bibit, insektisida, pestisida, pupuk kimia, dan mesin penuai. Pak Bahari juga memiliki gerai (warung) yang dikelolah istrinya. Gerai tersebut menyediakan berbagai macam kue.
Pak Bahari menuturkan bahwa sebelum adanya PBLS di desanya, padi ditanam dengan menggunakan metode pemindahan (transplanting method), hama dikendalikan dengan menabur arang dapur di atas tanaman padi dengan menggunakan daun kelapa. Panen dilakukan dengan menggunakan sabit, dan ikatan padi dibanting ke dalam sebuah drum. Selanjuntnya padi dijual ke penggilingan padi setempat dan sebagian lagi disimpan untuk kebutuhan keluarga. Kerjasama dalam bentuk gotong royong dalam menyiapkan lahan pertanian dari satu sawah ke sawah lainnya merupakan suatu yang lazim dilakukan oleh penduduk desa. Kerjasama tersebut melibatkan keluarga, tetangga dan kerabat. Pada waktu itu belum ada traktor untuk membajak sawah, sehingga manusia dan kerbau merupakan sumber tenaga kerja di bidang pertanian. Demikian juga dengan saluran irigasi jumlahnya masih sedikit dan dibangun dengan swadaya masyarakat. Semangat kerjasama membuat musim tanam padi jadi serentak. Untuk menunjukkan solidaritas dan semarak musim pertanian, maka petani sering mengadakan pertemuan dan acara parayaan.
Terdapat dua musim tanam padi di desa pak Bahari yaitu musim tanam pertama 1 februari dan musim tanam kedua tanggal 1 juli. Kegiatan pertanian padi sawah di daerah Pak Bahari meluputi 4 tahap yaitu: 1) persiapan lahan; 2) penanaman padi; 3) pengelolaan lahan; 4) memanen padi. Kegiatan pengelolaan lahan pada saat ini lebih banyak menggunakan tenaga mesin. Biaya pengolahan lahan sebesar 220 ringgit. Biasanya pekerjaan mengolah lahan tersebut berlangsung selama dua jam dengan menggunakan traktor, satu hari kerja jika menggunakan trakor tangan, dan satu minggu jika menggunakan tenaga manusia dengan cangkul.
Pak Bahari menggunakan padi varietas MR 185, salah satu varietas yang dianjurkan oleh manajemen proyek. Untuk lahan miliknya, ia membutuhkan sekitar 180-200 kg bibit. Cara-cara pembibitan tetap sama dengan dahulu yaitu padi direndam dalam karung selama dua hari lalu semai pada pada lahan yang sudah disiapkan. Setelah tiga hari disemai, pak Bahari biasanya manaburkan herbisida tahap pertama untuk menghindari adanya parasit yang akan mengganggu pertumbuhan padi. Setelah dua minggu, lalu diberikan pupuk kimia tahap pertama untuk merangsang pertumbuhan padi. Dua minggu setelah pemupukan pertama, lalu disemprotkan insektisida dan pestisida ke tanaman padi agar penyakit dan hama tidak mengganggu pertumbuhan padi. Setelah dua hari penyemprotan lalu dibersihkan alang-alang yang tumbuh bersama tanaman padi. Pemberian pupuk tahap kedua dilakukan setelah padi berumur enam minggu. Tahap terakhir pemupukan diberikan setelah padi berumur 80 hari.
Menurut pak Bahari, padi siap dipanen setelah berumur 100-120 hari. Zat kimia berupa pupuk dan racun, merupakan anjuran dari menejemen proyek dan diberikan kepada petani sebagai bagian dari program subsidi pemerintah. Adanya PBLS membuat masyarakat di kampung Sungai Sireh juga sudah mengenal adanya sistem pertanian komersial. Sistem pertanian komersial tersebut terlihat dari adanya sistem sewa dalam pengolahan lahan, sewa panen, dan sewa angkutan hasil panen. Pak Bahari termasuk salah seorang petani yang sering menerima sewa hasil panen dan sewa angkutan hasil panen dari petani lainnya. Hal ini disebabkan karena pak Bahari memiliki mesin penuai padi dan mobil angkutan yang biasa digunakan juga dalam mengakut kelapa sawit.
Kendala yang sering dialami pak Bahari dan petani lainnya pada saat ini adalah malasah fasilitas fisik. Sistem pengolahan sawah dengan menggunakan traktor sering menimbulkan lubang yang cukup dalam, sehingga padi susah tumbuh. Kondisi itu bisa menyebabkan produktifitas padi menurun. Sedangkan masalah lainnya yaitu jalan di sekitar sawah sering licin ketika musim hujan sehingga susah dijalani kendaraan untuk mengangkut padi.
Pak Bahari terlibat dalam berbagai organisasi. Salah satu diantaranya adalah anggota organisasi petani wilayah yang bernama Dewan Keamanan dan Pembangunan Desa (jawatan Kemajuan dan Keselamatan Kampung – JKKK). Sekitar 90 % petani bergabung dalam organisasi tersebut. Salah satu tugas pokok organisasi adalah mengikuti pengarahan pegawai proyek PBLS menyangkut jadwal penanaman padi yang sesuai persiapan lahan dan distribusi air. Sebagai anggota asosiasi, petani dibolehkan membajak lahan dan memanen padi sesuai pagu kredit. Seorang pegawai kantor perkumpulan tersebut akan mencatat semua transaksi yang diajukan petani. Setelah panen, setiap anggota perkumpulan diminta untuk menyerahkan secara langsung hasil penjualan panen mereka ke rekening asosiasi. Selanjutnya petani dapat mengklaim uang mereka setelah semua pengeluaran dikurangi. Petani menerima penuh jumlah subsidi padi setelah menyerahkan kupon ke kantor asosiasi dan pembayarannya akan diserahkan oleh Bernas (semacam BULOG di Indonesia). Bernas ini juga menjamin tingkat harga gabah dan beras di tingkat petani.
Budaya Melayu tidak dilepaskan dari masalah padi. Karena padi yang diolah menjadi beras merupakan makanan pokok bagi masyarakat. Berbagai fungsi beras dan nasi dalam kehidupan masyarakat tetap bertahan sampai pada saat ini. Fungsi beras sebagai makanan pokok, bahan pembuatan berbagai macam kue dan lain-lain tetap bertahan di masyarakat sampai pada saat ini. Justru fungsi nasi semakin makanan yang dulu hanya dikonsumsi di rumah tangga, maka saat ini justri beberapa jenis masakan yang terbuat dari beras sudah dihidang oleh berbagai restoran di Malaysia.
Peran media massa dalam mensukseskan pembangunan pertanian di Malaysia sangat besar. Berbagai siaran televisi dan radio di rancang untuk merangsang para petani untuk mengembangkan usaha pertanian mereka. Demikian juga halnya berbagai pelatihan untuk yang dilaksanakan oleh pemerintah turut memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan petani dan pertanian di Malaysia.
E. Penutup
Masuknya Proyek Irigasi Barat Laut Selangor (PBLS) di Desa Pak Bahari menyebabkan terjadinya perubahan fungsi dan stuktur sosial dalam kehidupan masyarakat petani. Perubahan itu nampak terjadi pada bidang sosial dan budaya, ekonomi, tekhnologi, dan kelembagaan dalam masyarakat. Penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut penulis sajikan bentuk tabel (terlampir).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar